Megawati Beri Pesan ke Jokowi Melalui Pidato “Suara Hati Nurani”

0
Megawati Beri Pesan ke Jokowi Melalui Pidato Suara Hati Nurani
Spread the love

Caradaftar.online – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan orasi politik menyikapi dinamika yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait putusan Perkara Nomor 90. Dalam pidatonya yang bertajuk “Suara Hati Nurani”, Mega mengatakan bahwa Kehormatan MK Dewan telah memberikan pencerahan di tengah kegelapan demokrasi.

MKMK menjatuhkan sanksi lisan secara kolektif kepada sembilan hakim konstitusi karena di anggap melanggar aturan etik dalam membiarkan kebocoran informasi terkait Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH).

Selain itu, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman di copot dari jabatannya setelah terbukti melakukan pelanggaran etik berat. Ia di nilai terlibat konflik kepentingan dalam memutus 90 perkara terkait usia minimal calon presiden dan wakil presiden.

Melalui keputusan tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang merupakan keponakan Anwar sekaligus putra sulung Presiden Jokowi bisa mencalonkan diri pada Pilpres 2024. Pasalnya, pengadilan memperbolehkan siapa pun yang berusia di bawah 40 tahun untuk menjadi calon presiden atau wakil presiden sebagai calon presiden atau wakil presiden. selama dia menjabat sebagai presiden. Terpilih daerah. Melalui pemilu.

“Putusan Dewan Kehormatan Mahkamah Konstitusi telah memberikan pencerahan di tengah kegelapan demokrasi,” kata Megawati dalam pidatonya yang di siarkan secara online di akun YouTube resmi PDI Perjuangan, Minggu (11/12).

Megawati juga menilai keputusan tersebut merupakan bukti bahwa kekuatan kebenaran moral dan politik masih kuat menghadapi rekayasa konstitusi. Ia juga mengingatkan agar rekayasa hukum tidak terulang lagi.

“Rekayasa hukum tidak boleh terulang lagi. Hukum harus menjadi alat untuk menyajikan kebenaran. Hukum harus menjadi alat untuk mencapai keadilan. Hukum harus menjadi alat untuk melindungi bangsa dan seluruh negara Indonesia,” ujarnya. .

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai pidato Megawati menegaskan adanya perpecahan suara di internal PDIP.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil jajak pendapat yang di lakukan beberapa lembaga, sekitar 20 hingga 25 persen suara internal PDIP lebih condong ke duet Prabowo Subianto dan Gibran. Meski jumlahnya terbilang kecil, namun kemungkinan terpilihnya Gibran di Partai Demokrat Progresif di sebut-sebut akan mengalami tren peningkatan.

Karena sampai saat ini Pak Jokowi adalah kader PDIP. Jadi pidato Bu Mega menegaskan bahwa perpecahan dan perselisihan suara di partai memang terjadi, kata Agung, Minggu.

Agung mengatakan, pidato Megawati menyiratkan harapan agar kader PDP semakin tangguh memenangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud di Pilpres 2024. Selain itu, tujuannya juga untuk menyadarkan masyarakat bahwa kondisi politik di Tanah Air saat ini tidak mendukung. Bagus.

Namun, menurutnya, Megawati tidak boleh mengomentari situasi politik saat ini karena PDIP masih berada di pemerintahan Jokowi.

“Kalau kita bilang dia saat ini sedang di zalimi, tirani macam apa itu, karena sampai saat ini dia masih di pemerintahan, dan jumlah menterinya paling banyak,” kata Agung.

“Kalau mau konsisten tidak harus main dua kaki. Tapi tetap main dua kaki, tetap pakai kekerasan juga. Kalau mau konsisten, dia keluar dari kabinet,” ujarnya. di katakan.

Agung mengatakan, posisi PDIP yang selama ini tidak mampu mengatasi fakta bahwa Gibran adalah calon wakil presiden dari Prabowo, justru bisa memperbesar kemungkinan terpilihnya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Hal ini juga di amini oleh pengamat politik dari Universitas Andalusia, Asrinaldi. Pidato Megawati di yakini mencerminkan hubungan PDP dan Jokowi. Menurut dia, Megawati bermaksud membeberkan upaya Jokowi mengangkat Gibran sebagai calon wakil presiden melalui keputusan Mahkamah Konstitusi.

Karena Pak Jokowi juga ingin mencalonkan anaknya sebagai wakil presiden. Itu bagian awal dari upaya Bu Mega membeberkan hal itu, ujarnya.

Namun, menurut Isrinaldi, ucapan Megawati lebih banyak mencerminkan kekhawatirannya terhadap kondisi politik saat ini. Megawati tak secara gamblang menyampaikan maksudnya karena bisa berdampak buruk bagi PDIP.

Apalagi, ada anggapan umum bahwa manuver yang di lakukan Jokowi merupakan akibat dari perlakuan yang di berikan Megawati, salah satunya karena ia sering menyebut Jokowi sebagai pengurus partai.

Tuduhan Penipuan Hukum

Asrinaldi juga mengatakan, pernyataan Megawati terkait dugaan sejumlah penipuan hukum di tujukan kepada Jokowi. Pasalnya, Jokowi masih memiliki akses dan kendali kekuasaan saat pemilu 2024 di gelar.

Menurut dia, posisi Jokowi yang sangat kuat sebagai kepala pemerintahan menimbulkan kekhawatiran banyak pihak.

“Walaupun Pak Jokowi sudah berusaha mengatakan netral, tapi kekhawatiran tetap ada. Itu yang bisa kita buktikan dengan ucapan Bu Mega,” kata Asrinaldi.

Lanjutnya, “Apalagi kini Gibran selaku anak kandungnya mendampingi Pak Prabowo, tentu saja hal ini menjadi perhatian publik.”

Di sisi lain, Agung menilai pernyataan Megawati di tujukan kepada penyelenggara pemilu. Melalui sambutannya, Megawati berharap penyelenggara pemilu bersikap adil dan tidak memihak.

“Ini pesan umum kepada seluruh penyelenggara agar bisa bersikap jujur ​​dan adil. Kami berharap kisruh yang terjadi hari ini tidak terulang lagi,” kata Agung.

Agung mengatakan Megawati ingin menenangkan suasana internal PDIP yang sedang bergejolak. Menurutnya, pesan Mega masih terkesan generik.

Oleh karena itu, saya melihat hal tersebut masih dalam konteksnya sebagai seorang negarawan. Pesan-pesan umum dan netral untuk menenangkan suasana spiritual di internal partai yang sudah bermasalah, ujarnya.

Baca Juga: Aturan Upah Minimum Buruh Baru Resmi di Tetapkan Jokowi Sabtu, 11-11-2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *